Ini cerita tentang seorang pria yang terlalu mudah jatuh hati. Cerita tentang seorang pria yang masih terduduk lesu dengan secangkir susu hangat di samping laptopnya. Suasana disekitarnya sudah sangat sepi, seluruh karyawan sudah pulang duluan sejak pukul lima sore tadi. Kini hanya dirinya yang tersisa bersama dengan setumpuk pekerjaan yang harus ia selesaikan sebelum pulang.
Sunyi membuat malam terasa lebih panjang kali ini, hanya terdengar irama dari keyboard yang beradu dengan jari-jarinya yang sibuk mengetik, tak jarang sesekali deruan suara mobil dan motor yang lalu-lalang juga terdengar di balik jendela kantornya.
"Traak..." suara dari tombol Enter yang kali ini berbunyi paling
keras, namun ada hening yang panjang setelahnya. Irama ketikan yang sedari tadi
mengelitik telinga telah berhenti, menandakan pekerjaannya telah selesai.
Pria
itupun menggulung lengan bajunya, lalu mengambil cangkir yang sejak tadi
menyaksikan pantulan cahaya monitor yang menyinari wajah seriusnya saat sibuk
bekerja. Ia mulai menyeruput secangkir susu coklat yang kini mulai dingin, lalu
menyandarkan kepalanya ke kursi. Ia memutar kursinya 180 derajat, lalu kembali
menyuruput susu tersebut sembari memperhatikan sebuah kursi. Kursi seorang
wanita yang senyumannya berjuta-juta kali lebih manis dibanding susu dingin
ini. Senyuman itu juga yang membuat dia jatuh hati saat pertama kali
menginjakkan kaki di kantor ini, ditambah jabat tangan perkenalan yang membuat
getaran hebat di dada pria ini saat itu.