Senin, 25 April 2016

Camping Ceria ke Gunung Putri Lembang


Hai again...

Disini ada yang suka leha-leha sama kewajiban gak sih? kalau ada, toas kita sama. Keleha-lehaan yang saya lakukan kali ini soal ngurusin tugas akhir. Permasalahannya bukan di tugas akhirnya sih, tapi di laporannya. Pasalnya, saya magang di dua tempat berbeda,otomatis laporan yang dibuat pun harus dua, belum lagi laporan mingguan yang harus ditulis tangan.

Saya adalah tipikal orang yang lebih suka santai tapi sekali ngerjain selesai, dibanding dengan mencicil sedikit demi sedikit. Itulah salah satu penyebab saya masih bisa jalan-jalan meski sedang memasuki waktu deadline. Hari Sabtu kemarin saya diajak teman-teman saya untuk camping ceria ke gunung putri,lembang. Karena satu laporan sudah beres akhirnya saya mengiyakan tawaran tersebut, hitung-hitung ngilangin stres hasil sisa ngerjain laporan.

Malam minggu, pukul setengah sembilan kami berangkat dari Bandung, kami hanya berangkat berenam. Perjalanan ke lembang hanya membutuhkan waktu satu jam dari tempat saya nge-kost. Jam setengah 10 kami sampai di Lembang, itupun sedikit terkendala hujan di tengah perjalanan. Karna uwak teman saya tinggal di dekat basecamp, kami akhirnya parkir disana, mayan hemat parkir. Kami mulai nanjak pukul setengah 11. ohiya, biaya administrasinya 17 ribu rupiah untuk satu orangnya, terbilang cukup mahal memang.

Medannya sendiri sih tidak sulit, karna sudah dibuat tangga dengan penopang kayu, tanah liat basah bekas hujanlah yang menjadi sedikit kendala disini. Untuk sampai puncak pun tidak membutuhkan waktu lama, kira-kira hanya 30-45 menit, itupun karna kami berhenti sekali untuk mengatur nafas. Saya cukup terbiasa mendaki di malam hari, karna setiap kali hiking selalu di mulai saat malam hari. Hanya saja, jarang olahraga membuat saya cukup kesulitan mengatur nafas, selain itu tas yang kami bawa hanya beruba tas daypack harian, bukan daypack untuk mendaki ataupun keril. Ini yang menyebabkan punggung lebih cepat pegal karna tidak adanya bantalan busa seperti yang terdapat pada keril ataupun daypack gunung. Tapi karna niatnya cuma camping ceria jadi yaa seadanya aja.

Sesampainya diatas tenda langsung di dirikan, api unggun dibuat dan makanan dimasak. Karna keteledoran teman saya, kehilangan tripod kamera baru di sadari saat sudah sampai di atas. Akhirnya saya kembali turun untuk mencari tripod, dan ternyata tripod tadi tertinggal saat kami istirahat mengatur nafas sesuai dengan dugaan saya sejak awal.

Setelah tripod ditemukan, kami kembali ke tenda. Sambil menunggu makanan matang, kamera dikeluarkan untuk mencari moment untuk di abadikan. Bukan cuma di abadikan, tapi sebagai bahan untuk di upload instagram HAHAHA.

Light Gravity

Silva=My Girl

Saking asyiknya foto-foto makanan pun matang. Suer, ini pertama kalinya saya bisa makan dengan lahap digunung, karna baru kali ini bisa masak masih dengan matang. Biasanya, nasi yang saya makan di gunung hanya setengah matang malah terkadang jadi bubur. Selepas mengisi perut, matapun memberat, pukul satu saya tertidur di dalam tenda.

Esok paginya, pukul lima kami naik ke puncak. Tak jauh, mungkin cuma 50 meter dari tenda untuk sampai ke puncak. and lets take a selfie again...

Didepan ada matahari, dibelakang masih ada bulan


Setelah mengisi moment menyaksikan sunrise, kami turun lalu mulai memasak untuk sarapan. Cukup panik saat sadar persediaan air hanya tersisa satu setengah botol, setelah di check, kira-kira ada 3 botol air minum yang hilang ntah kemana padahal total kami membawa 10 botol. Tentu saja dengan sisa air segitu tak akan cukup untuk kami, ohiya crew bertambah 3 orang berarti total jadi 9 orang. Bisa makan tapi tak bisa minum sama saja dengan bunuh diri. Untungnya, Salah seorang teman melihat agak jauh kebelakang tenda, ternyata di sana berdiri sebuah lapak penjual gorengan dan air mineral botolan. Kami tertolong, bisa mengganjal perut sambil menunggu makanan matang dan bisa membeli tambahan air minum untuk makan nanti. Sambil menunggu matang, saya akhirnya tiduran ditenda.

Nunggu dekil nunggu makanan matang.

Makanan matang, saya menikmati dengan lahap karna sekali lagi nasinya matang sempurna. Setelah makan, kami hanya mengisi kegiatan dengan bermain poker dan bergitar ria. Saat bermain kami tertawa cukup keras, seorang warga sekitar yang sedang mencari rumput tiba-tiba marah lalu bertanya "Kamu ngetawain saya?" dengan nada tinggi. Lah, padahal kami menertawakan seorang teman yang kentut sembarangan. Mungkin faktor kelelahan dan umur membuat emosi bapak ini meningkat. Untungnya tidak ada yang memperdulikan sehingga tidak terjadi keributan.


Ditengah-tengah membereskan tenda dan peralatan, terlihat pemuda sekitar penjaga pos sedang menanam pohon baru. Mungkin inilah salah satu penyebab harga tiket registrasi cukup mahal, selain menanam pohon, jalanan saat mendaki juga dibuat seperti tangga dengan dudukan kayu agar tak longsor.

Kami turun dengan santai. Sebenarnya saya cukup kesulitan, karna biasanya saya berlari saat turun. Berjalan saat turun membuat lutut lebih bekerja keras menahan beban tubuh, ditambah jalan yang licin akibat hujan sisa semalam mengharuskan menjaga keseimbangan ekstra. Akhirnya saya diam sejenak dibelakang, menunggu teman-teman saya cukup jauh lalu mulai berlari mengejar mereka. Turun memang lebih nikmat dengan berlari, selain mengurangi kerja lutut waktu yang di tempuh menjadi dua kali lebih cepat. Bayangkan, saya bisa turun dari puncak ke basecamp Gunung Merbabu hanya dengan waktu satu jam 30 menit. Memangsih, itu karna terdesak ingin buang air besar hehe.

Pemandangan turun pun tak kalah keren, maka tak lain dan tak bukan kami mulai mengabadikan moment di beberapa titik.

 Itu bukan sampah gue btw

Akhirnya kami sampai dibawah dengan keren, (Heleeh -___-)

Ohiya, gunung putri ini cocok banget buat yang pengen menikmati sunrise tapi gak punya waktu banyak. Umumnya memang naik gunung bisa memakan waktu minimal dua hari. Medannya juga enak dan jarak tempuhnya pendek karna pemukiman cukup dekat dari puncak, sensasi campingnya juga dapet karena dikelilingi hutan pinus dan gunung-gunung lainnya. Diatas juga ada yang jualan, jadi gak perlu panik saat kehabisan bekal. Yang terpenting gunung putri ini cocok banget buat camping ceria menghilangkan kejenuhan di kota.

Kekurangannya sih memang tiket masuk cukup mahal dibanding gunung umum lainnya, tapi kalau dilihat dari kegunaannya buat alam jugasih dijamin pasti rela buat ngasih lebih juga. Selain itu, karna gunung ini tingginya cuma dua ribu sekian jadi kita hanya bisa menikmati kabut pagi bukan samudera diatas awan, Penjagaan barang bawaan juga harus diperhatikan.

Gunung ini recomended juga buat pemula kok, Btw kalian kalau ngabisin weekend saat stres biasanya kemana?



25 komentar:

  1. Ya ampun itu tripod sampe ketinggalan. :(

    Seru ya naik gunung bareng temen-teman ceria. Nama gunungnya lucu. Gunung Putri. Putri dinaikin para putra. Hahaha.

    Kalau aku pas ke weekend, biasanya ke mol. Molor :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kok ambigu gitu yaa cha haha

      Jiah dasar kebo

      Hapus
  2. lama banget ngga pergi kemping.... duh jadi kepengen setelah ngebaca tulisannya. *mau nyari kroni dulu ah*

    BalasHapus
  3. wow wonderfull brooo i like that lamp.... beautiful

    BalasHapus
  4. wih, pengalaman yang seru dan asik tentunya. naik gunung itu emang kayaknya menantang banget, apalagi kalau sampe nginep, seru banget tuh. hmm, tike masuk yang mahal setidaknya bisa tertutupi dengan apa yang bisa kita dapat. sepadan, setidaknya

    BalasHapus
  5. saya kebetula pernah camping ceria di G. putri tapi kalo pas weekend pagi banyak yang pake motorcross lewat ya? berisik :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekaeang udah gak boleh kok kang bawa motorcross keatas

      Hapus
  6. Tos banget :D aku akhir-akhir ini lagi pengen leha-leha dari kuliah wkwk :D rasanyaaa kok ya males dan pengen refreshing :D tapi masih belum kesampaian deh wkwkwk

    Itu seru ya camping-camping :D temenku masih belum mengagendakan acara camping nih :D

    BalasHapus
  7. April sedang bagus gak mas cuaca di sana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Musim hujan sih, cuma gak terlalu dingin kok soalnya gunungnya rendah

      Hapus
  8. Ke mall hanya window shopping haha, ke taman atau nonton film di kamar. Hmm rasanya udah lama juga aku nggak ngerasain tidur di tenda terakhir tuh waktu masih kelas 1 smk hahaha xD

    BalasHapus
  9. Itu lampu apa ya,
    apakah jual lampu itu?
    saya kepincut :D

    BalasHapus
  10. Itu cuma lmpu mi led sama lamu tenda biasa cuma difot pake teknik bulb jadilah gravity light foto seperti itu

    BalasHapus
  11. Minum nya nelen air ludah aja hehehe

    BalasHapus
  12. wah keren tuh, apalagi foto cahaya nya (y)
    btw, salam kenal ya..
    di tunggu bertamunya .. hee

    BalasHapus
  13. Terimakasih ka, lumayan nih buat referensi tempat tahun baru bareng temen ^^

    BalasHapus
  14. mau tanya nih, apakah disediakan tempat sewa tenda untuk camping? atau harus bawa tenda sendiri ? makasih :)

    BalasHapus

Hai, Terima kasih sudah ikut meramaikan kolom komentar saya. Jika ada waktu luang pasti akan saya kunjungi balik. Pastikan kalian memfollow Blog ini atau G+ saya.Secepatya pasti akan saya Followback agar dapat mengetahui dan meramaikan postingan terbaru pada blog kalian.