Kamis, 26 Maret 2015

Cosin One (We Are Who We Are)

Barusan abis baca-baca, katanya kita bisa mengukur kreatifitas seseorang dari kamarnya. Jadi, sebuah study psikologi dari University of Minnesota menyatakan semakin berantakan sebuah kamar maka semakin tinggi pula tingkat kreatifitas dari sipemilik kamar tersebut. Saya merasa terpanggil, bukan sebagai seseorang yang memiliki kreatifitas tinggi tapi sebagai orang yang kamarnya berantakan.


Karna kamar saya berantakan dan merasa tidak punya jiwa kreatifitas, akhirnya saya berusaha untuk membenarkan study tersebut dengan membersihkan kamar kost, dan tiba-tiba bertemulah dengan buku satu ini....







Rabu, 18 Maret 2015

Tentang Menjadi Anak Kost

Hola...

Berhubung malam ini habis ngerangkum panjang lebar sepertinya jari-jari saya butuh sedikit senam aerobik dikeyboard, maklum aja ngerangkumnya kaya gini..


Padahal judulnya aja ngerangkum, otomatis yang seharusnya ditulis hanyalah hal-hal yang penting dari buku tsb, tapi yaa tetep aja semua berasa penting. Ada yang sering begini? Jangan ditiru yaa..


Kalau otak udah dipresing buat ngelakuin sesuatu yang berat emang selalu menimbulkan rasa lapar ya, ya susahnya adalah ketika lapar ditengah malam begini. tahukah kamu? bahwa sesungguhnya hanya mie instanlah sang jalan pintas pemuas raga bagi seorang mahasiswa kost yang sedang kelaparan ditengah malam seperti saya ini. sebenernya bukan males mau beli keluar tapi sayangnya malem-malem begini yang dagang makanan juga biasanya udah tutup apalagi musim begal hih atut  <--- A-L-A-S-A-N

Buat anak-anak yang pernah atau bahkan lagi ngekost mungkin pernah merasakan penderitaan seperti ini, buat yang belum pernah mungkin beginilah penjelasan singkat saya tentang menjadi anak kost :

Senin, 26 Januari 2015

Tuntutan Untuk Wanita II

Pada suatu malam Jum'at kliwon mangkallah seorang tukang sate bernama bokir (Nama samaran) disebuah pangkalan ojek. Tak seperti biasa malam itu terasa amat sangat sunyi, tak ada tukang ojek yang mangkal menunggu penumpang, dan tak ada pula cabe-cabean yang biasa nongkrong diperempatan jalan yang dekat dengan pangkalan ojek tersebut. Bokir terlamun memikirkan sang pujangga bernama Rukmini, kembang desa Bojong kenyot dambaan hatinya.

"Kalau sate saya gak laku gini kapan saya mau nikahin neng nini (panggilan sayang bokir pada Rukmini)" gumamnya dalam hati. Tiba-tiba datanglah seorang wanita berbaju putih dengan topi snapback bertuliskan "Djanda" dibelakangnya dan rambut panjang semata kaki yang sedikit menutupi mukanya..

"Bang satenya saya borong semua bang" ujar wanita misterius tersebut.

"oke, oke neng sebentar yaa" jawab bokir kegirangan.

Bokir dengan sigap menyiapkan sate pesanan wanita tersebut. ditengah-tengah keheningan bokir memberanikan diri bertanya "Neng namanya sape?kok malem-malem sendirian beli satenya", sedikit tertawa wanita itu menjawab "Hihihihihi gpp bang namanya juga jomblo" tutur wanita itu sedikit menyeramkan, tapi tidak untuk bokir ketika ia mendengar wanita itu mengatakan statusnya .

"Wah kebetulan sama , saya juga jomblo kok neng boleh kali minta pinnya? kalau boleh tau namannye sape?" tanya bokir.

"Ntar aja ya bang kalau satenya sudah jadi hihihi, nama saya suketi bang hihihih" kata wanita misterius itu.

"Nih satenya sudah jadi neng, silahkan!" ucap bokir sambil menyodorkan piring berisi 12383573692837 tusuk sate.